Jakarta, 8 Februari 2025 –
Pemerintah resmi menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite menjadi Rp12.500 per liter dari judi bola sebelumnya Rp10.000 per liter. Kebijakan ini mulai berlaku sejak 8 Februari 2025, sesuai dengan pengumuman dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Menurut Menteri ESDM Arifin Tasrif, kenaikan harga BBM ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti lonjakan harga minyak dunia dan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
“Harga minyak dunia terus meningkat, sementara subsidi BBM membebani APBN. Oleh karena itu, pemerintah perlu melakukan penyesuaian harga agar anggaran tetap stabil,” ujar Arifin dalam konferensi pers di Jakarta.
Penyebab Kenaikan Harga BBM
Berikut adalah beberapa faktor utama yang menyebabkan harga BBM naik:
🔹 Harga Minyak Dunia Naik: Harga minyak mentah global saat ini berada di level $95 per barel, lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya sekitar $75 per barel.
🔹 Pelemahan Rupiah: Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah ke https://nformerdev.ok.gov/ Rp15.800 per USD, sehingga biaya impor minyak menjadi lebih mahal.
🔹 Subsidi BBM Dikurangi: Pemerintah mulai mengurangi subsidi BBM bersubsidi untuk mengalihkan anggaran ke sektor lain seperti infrastruktur dan pendidikan.
Dampak Kenaikan BBM bagi Masyarakat
Kenaikan harga BBM tentu akan berdampak pada berbagai sektor, terutama ekonomi dan transportasi. Berikut beberapa dampak yang sudah mulai dirasakan:
✅ Tarif Transportasi Naik
Banyak pengusaha transportasi umum, seperti bus dan ojek online, mulai menaikkan tarif untuk menyesuaikan dengan kenaikan harga BBM. Gojek dan Grab http://features.nzherald.co.nz/pkv-games/ telah mengumumkan adanya kenaikan tarif dasar hingga 10%.
✅ Harga Sembako Ikut Naik
Kenaikan harga BBM menyebabkan biaya distribusi barang meningkat, sehingga harga bahan pokok seperti beras, gula, dan minyak goreng ikut terdampak.
✅ Beban Pengeluaran Masyarakat Meningkat
Banyak masyarakat mengeluhkan kenaikan ini karena berdampak langsung pada pengeluaran bulanan mereka.
“Kami yang kerja harian jadi makin berat. Harga transportasi naik, harga barang naik, tapi gaji tetap segitu,” ujar Andi (35), seorang pekerja di Jakarta.
Tanggapan Pemerintah
Untuk meredam dampak negatif, pemerintah akan menyalurkan bantuan langsung tunai (BLT) BBM sebesar Rp300 ribu per keluarga miskin selama 3 bulan ke depan.
“Bantuan ini diberikan untuk meringankan beban masyarakat terdampak. Kami juga akan memperketat pengawasan distribusi BBM bersubsidi agar tetap tepat sasaran,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Kesimpulan
Kenaikan harga BBM menjadi tantangan baru bagi masyarakat dan dunia usaha. Meski pemerintah telah memberikan berbagai kompensasi, dampak inflasi tetap perlu diwaspadai.
Bagaimana pendapat Anda mengenai kenaikan harga BBM ini? Apakah langkah pemerintah sudah tepat?